
Pada artikel ini penulis akan mencoba untuk meuangkan terkait dengan dasar-dasar ergonomi yang pernah penulis baca dan pelajari semasa kuliah, serta di waktu belajar. Ergonomi merupakan sebuah ilmu terapan multidisiplin yang merupakan gabungan dari ilmu fisiologi, psikologi, antropologi, kedokteran medis, penelitian terapan dan ilmu rekayasa teknik. Ergonomi berkembang pesat pada perang dunia kedua, karena kebutuhan teknologi dan ilmu tentang manusia yang sistematis untuk menciptakan peralatan perang yang kompleks.
Perkembangan Ergonomi
Keilmuan ergonomi dipercaya telah ada dan dipelajari sejak masa Bernandino Ramazzini (1633-1714), yang dikenal sebagai bapak kedokteran kerja. Bahkan jauh sebelum itu, seperti penggunaan alat-alat berburu oleh manusia di zaman dahulu. Kata ‘ergonomi’ sendiri, pertama kali digunakan pada tahun 1949, setelah adanya perkumpulan komunitas secara nasional di Inggris dan didirikan sebuah organisasi internasional, bernama International Ergonomics Association (IEA) pada tahun 1961. Pada saat didirikan, IEA terdiri dari 40 negara dan total member sebesar 15.000 orang!
Tahun 1960an tersebut, juga disebut sebagai era modern dari ergonomi, dimana ditemukan konsep tentang manusia dan mesin. Selanjutnya, pada tahun 1980 berkembang menjadi desain dan interaksi antar muka manusia dna mesin. Pada tahun 1990an, terdapat perubahan yang sangat disruptif, terkait dengan interaksi manusia denga mesin. Pada era ‘big data’ , hubungan antara manusia dan mesin terus mengalami transformasi yang sangat signifikan, hingga saat ini.
Pengertian Ergonomi
Ergonomi dipercaya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘ergon’ yang berarti bekerja dan ‘nomos’ yang berarti hukum atau ilmu tentang kerja. Tidak seperti di Inggris, di Amerika, keilmuan ini lebih dikenal dengan istilah ‘human factors‘ atau faktor manusia. Secara sederhana, ergonomi merpakan suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk menerapkan desain, sistem teknikal dan pekerjaan dengan cara tertentu sehingga dapat meningkatkan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan performa manusia.
Menurut IEA, Ergonomi atau Faktor Manusia, merupakan sebuah cabang ilmu yang memiliki fokus untuk mengerti interaksi antara manusia dengan manusia serta elemen-elemen yang ada di dalam sistem, dan juga sebuah profesi yang menerapkan teori, prinsip-prinsip data, dan metode desain untuk mengoptimasi kesejahteraan manusia dan performa sistem secara keseluruhan.
Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi memiliki ruang lingkup yang cuku luas. Setidaknya, dari faktor risikonya, ergonomi melingkupi tiga buah bidang besar, yaitu manusia, pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Pada faktor risiko manusia, terdapat faktor usia, jenis kelamin, kebugaran tubuh, postur tubuh, kesehatan, aklimatisasi, nutrisi dan hidrasi, motivasi, pelatihan, kapabilitas fisik, kapabilitas mental, stabilitas mental, stabilitas emosional dan kakteristik teknik.
Pada faktor risiko pekerjanan, terdapat kompleksitas pekerjaan, durasi pekerjaan, beban fisik, beban mental, beban perspesi-motorik, beban sensorik dan keahlian yang dibutuhkan. Sedangkan, pada faktor lingkungan kerja, terdapat faktor tuntutan pekerjaan, konten pekerjaan, pengendalian pekerjaan, interaksi sosial, karir dan masa depan, isu teknologi dan isu organisasi serta pengelolaannya.
Selain itu, terdapat faktor risiko lain diluar pekerjaan, yang termasuk dalam ruang lingkup ergonomi, seperti pengobatan tertentu, variasi ukuran tubuh pekerja, hobi, sampai dengan konsumsi alkohol, merkok dan gaya hidup.
Dalam faktor manusia, terdapat model yang menerangkan tentang ruang lingkup faktor manusia. Sebuah keilmuan mempelajari tentang interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan perangkat lunak, manusia dengan prangkat keras, manusia dengan lingkungan serta manusia dengan mahluk hidup lain. Model tersebut dikenal dengan SHELL (Software, Hardware, Environment, Liveware & Liveware).
Ergonomi, terutama ergonomi fisik, berkaitan dengan pencegahan terhadap kelainan tulang, terutama tulang belakang dan syaraf, yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit yang menyebabkan kecatatan permanen atau bahkan kematian.
Skema Klasifikasi Ergonomi / Faktor Manusia
Dalam ergonomics abstract tahun 2004, diklasifikasikan 64 skema, yang masuk ke dalam 11 klasifikasi besar, yaitu 1) umum, 2) karakteristik manusia, 3) presentasi dan komunikasi informasi, 4) desain tampilan dan kendali, 5) desain tempat kerja dan peralatan, 6) lingkungan, 7) karakteristik sistem, 8) desain kerja dan organisasi, 9) kesehatan dan keselamatan, 10) dampak sosial dan ekonomi terhadap sistem serta 11) metode dan teknik.

Kelompok Ergonomi
Pada mulanya, ergonomi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu ergonomi makro dan ergonomi mikro. Makro ergonomi, mengembangkan dan mengaplikasikan keilmuan ergonomi yang berfokus pada level organisasi, manajemen, sistem dan komunitas. Sedangkan, mikro ergonomi berfokus pada level individu, peralatan dan juga antar-muka yang menghubungkan antara mesin dengan manusia. Namun seiring perkembangan ilmu teknologi dan pengetahuan, telah banyak kerangka kerja yang menggabungkan kedua kelompok ergonomi ini.
Pada tahun 2020, diketahui bahwa terdapat 25 grup teknikal, yang tergabung di dalam komunitas ergonomi. Diantaranya merupakan teknikal grup yang fokus terhadap sistem penerbangan luar angkasa, komunikasi, sistem komputer, pendidikan, desain lingkungan, pelayanan kesehatan, keselamatan, transportasi, dan pelatihan.
Dalam penelitian, dapat dikelompokan menjadi tiga buah specialisasi, yaitu spesialisasi yang beorientasi terhadap sistem atau teknologi, spesialisasi yang berorientasi terhadap proses dan spesialisasi yang berorientasi terhadap perilaku.
Metode Ergonomi
Metode ergonomi merupakan suatu metode yang didesain untuk meningkatkan desain produk untuk memahami atau memprediksi interaksi manusia dengan peralatan-peralatan yang akan diciptakan. Masing-masing metode memiliki pendekatan yang berbeda, dan digunakan dalam aspek interaksi yang berbeda pula. Setidaknya, terdapat enam kelompok besar metode kontemporer, yaitu:
- Metode Fisik, misal PLIBEL, DMQ, RULA, REBA, OCRA dan MAPO.
- Metode Psikososiologikal, misal EMG, EEG, ERPs dan fMRI.
- Metode Perilaku dan Kognitif, misal Observasi, Heuristik, HTA, KLM, PHEA dan GOMS.
- Metode Kelompok, misal EBAT, Pelatihan Berkelompok, CERTTTs UAV-STE, TARGETs dan BOS.
- Metode Lingkungan, misal Cold Stress Indices, Heat Stress Indices, Olfacometry, Occupational Vibraton, dan Indoor Air Quality.
- Metode Makro Ergomi, misal MOQS, FGD, HITOP analysis TM, SAT, MAS dan MEAD.
Penutup
Demikian sekilas pembuka terkait keilmuan ergonomi, yang merupakan salah satu ilmu yang penulis sangat tertarik untuk mempelajarinya. Terutama terkait dengan interaksi manusia dengan teknologi digital.
Hal tersebut menjadi salah satu fokus utama penulis. Sampai saat ini penulis, masih menjadi generalist di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan sedang belajar lebih dalam kepada penggunaan teknologi digital untuk mendukung bidang K3.
Semoga bermanfaat!
Sumber
- Dul, J., Weerdmeester, B. (2008). Ergonomics for Beginners, A quick reference guide. 3rd ed. Taylor & Francis e-Library.
- Hendrick, H.W., Kleiner, B.M. Ed. (2002). Macroergonomics: theory, methods, and applications. Lawrence Erlbaum Associates
- Stanton, N.A., Young, M.S. (2003). A Guide to Methodology in Ergonomics, Designing for Human Use. Taylor & Francis e-Library.
- Salvendy, G., Karwowski, W. Ed. (2021). Handbook of Human Factors and Ergonomics. 5th ed. John Willey & Sons.
[aam]
1 thought on “[Scribble#36] Dasar Ergonomi”