Artikel ini berisi review terkait dengan video oleh Elizabeth Cox yang berjudul “Apakah Api Zat Padat, Zat Cair, atau Zat Gas?” berikut:
Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa ketika duduk di sekitar api unggun, kita dapat merasakan panasnya, mencium asap kayu yang terbakar, dan mendengar suara keretakan api. Namun, apa sebenarnya yang kita lihat? Nyala api jelas bukan zat padat, juga bukan zat cair.
Api lebih mirip dengan zat gas yang bercampur dengan udara, tetapi lebih terlihat dan lebih cepat berubah. Namun, secara ilmiah, api berbeda dengan gas karena gas dapat ada dalam keadaan yang sama secara tak terbatas sementara api selalu padam pada akhirnya.
Kesalahpahaman Umum
Salah satu kesalahpahaman yang umum adalah menganggap api sebagai plasma, yaitu keadaan materi keempat di mana atom-atom kehilangan elektronnya. Namun, seperti api dan tidak seperti jenis materi lainnya, plasma tidak ada dalam keadaan stabil di Bumi. Plasma hanya terbentuk ketika gas terpapar medan listrik atau dipanaskan pada suhu ribuan atau puluhan ribu derajat.
Bandingkan dengan bahan bakar seperti kayu dan kertas yang terbakar pada suhu beberapa ratus derajat, jauh di bawah ambang batas plasma yang biasanya dianggap.
Apakah Api Sebuah Materi?

Jadi, jika api bukan zat padat, cair, gas, atau plasma, apa yang tersisa? Ternyata, api sebenarnya bukanlah materi sama sekali. Sebaliknya, api adalah pengalaman sensorik kita terhadap reaksi kimia yang disebut pembakaran. Dalam beberapa hal, api mirip dengan perubahan warna daun pada musim gugur, aroma buah saat matang, atau cahaya berkedip kunang-kunang.
Semua ini adalah petunjuk sensorik bahwa reaksi kimia sedang terjadi. Yang membedakan api adalah bahwa ia melibatkan banyak indera kita secara bersamaan, menciptakan pengalaman hidup yang kita harapkan dari objek fisik. Pembakaran menciptakan pengalaman sensorik ini dengan menggunakan bahan bakar, panas, dan oksigen.
Apakah Api dan Cahaya?
Pada api unggun, ketika kayu dipanaskan hingga suhu pengapian, dinding sel kayu terurai, melepaskan gula dan molekul lainnya ke udara. Molekul-molekul ini kemudian bereaksi dengan oksigen di udara untuk membentuk karbon dioksida dan air. Pada saat yang sama, air yang terperangkap dalam kayu menguap, membesar, merusak kayu di sekitarnya, dan keluar dengan suara keretakan yang memuaskan.
Saat api semakin panas, karbon dioksida dan uap air yang dihasilkan oleh pembakaran membesar karena perluasan. Karena menjadi kurang padat, mereka naik ke atas dalam bentuk kolom yang semakin tipis. Gravitasi menyebabkan perluasan dan kenaikan ini, yang memberi nyala api bentuk yang khas. Tanpa gravitasi, molekul-molekul tidak terpisah berdasarkan kepadatan, dan nyala api akan memiliki bentuk yang sama sekali berbeda.
Semua ini dapat kita lihat karena pembakaran juga menghasilkan cahaya. Molekul-molekul memancarkan cahaya ketika dipanaskan, dan warna cahaya tergantung pada suhu molekul tersebut. Nyala api yang paling panas berwarna putih atau biru. Jenis molekul dalam api juga dapat memengaruhi warna nyala. Misalnya, atom karbon yang belum bereaksi dari kayu membentuk gumpalan kecil jelaga yang naik ke dalam nyala api dan memancarkan cahaya kuning-jingga yang kita hubungkan dengan api unggun.
Warna Khas

Zat-zat seperti tembaga, kalsium klorida, dan kalium klorida juga dapat menambahkan warna khas mereka ke dalam campuran tersebut. Selain nyala yang berwarna-warni, api juga terus menghasilkan panas saat terbakar. Panas ini menjaga nyala api tetap hidup dengan menjaga bahan bakar tetap pada suhu pengapian atau di atasnya. Namun, pada akhirnya, bahkan api yang paling panas pun akan kehabisan bahan bakar atau oksigen. Kemudian, nyala yang berputar memberikan desisan terakhir dan menghilang dengan asap tipis seolah-olah mereka tidak pernah ada.
Penutup
Dalam ringkasan, melalui penjelasan yang disampaikan dalam video tersebut, kita dapat memahami bahwa api bukanlah zat padat, cair, gas, atau plasma. Sebaliknya, itu adalah pengalaman sensorik kita terhadap reaksi kimia yang disebut pembakaran. Dalam pembakaran, bahan bakar, panas, dan oksigen berinteraksi untuk menciptakan nyala, panas, cahaya, dan perubahan fisik yang kita amati dan rasakan ketika kita berada di sekitar api.
Saat kita duduk di sekitar api unggun, kita dapat merasakan kehangatan, mencium aroma kayu terbakar, melihat nyala yang berubah-ubah, dan mendengar suara keretakan yang khas. Semua ini adalah bagian dari pengalaman yang memikat dan menghadirkan keajaiban alam yang menakjubkan di hadapan kita.
Dengan pemahaman ini, kita dapat lebih menghargai keindahan dan kompleksitas api, serta mengakui bahwa ini adalah hasil dari proses kimia yang menakjubkan di alam kita. Semoga bermanfaat! [aam]
1 thought on “[Scribble#82] [Video Review] “Apakah Api Zat Padat, Zat Cair, atau Zat Gas?””